Archive for Mei 2011

Budaya Asli Indonesia


.

Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau ditinggali oleh suku dan ras dan tiap-tiap suku dan ras mempunyai kebudayaannya sendiri. Namun seiring berkembangnya zaman, kebudayaan di Indonesia mulai luntur. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia. Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang masih rendah, mereka dengan mudah mengikuti budaya barat tanpa adanya filtrasi. Sehingga mereka cenderung melupakan kebudayaanya sendiri.


Selain itu, pemerintah terkesan asal- asalan mengurusi budaya. Sehingga dengan mudahnya Negara lain mengakui kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Apabila hal ini terus berlangsung maka kebudayaan Indonesia akan mati.

Budaya global semakin lama telah menggusur budaya lokal Indonesia. Contoh untuk hal ini dapat kita lihat pada masyarakat keraton Indonesia. Dalam dua abad terakhir tata masyarakat kerajaan mulai memudar. Kedudukan bangsawan dikudeta oleh kaum pedagang dengan senjata teknologi dan uang. Legitimasi istana yang bersemboyan kawula gusti kini diinjak-injak oleh semangan individualisme, hak asasi, dan kemanusiaan. Mitos dan agama digeser sekularisme dan rasionalitas. Tata sosial kerajaan digantikan oleh nasionalisme. Akibat runtuhnya kerajaan yang mengayomi seniman-cendekiawan istana, berantakanlah kondisi kerja dan pola produksi seni-budaya istana.

Kesenian dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Kesenian dapat menjadi wadah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. Faktanya, sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar karena arus global. Sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan. Hal ini semakin diperparah dengan diakuinya budaya indonesia oleh bangsa lain. Masalah yang sedang marak baru-baru ini adalah diakuinya lagu daerah “Rasa Sayang-sayange” yang berasal dari Maluku, serta “Reog Ponorogo” dari Jawa Timur oleh Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kurang pedulinya bangsa indonesia terhadap budayanya. Namun ketika kebudayaan itu diakui oleh bangsa lain, indonesia bingung. Berita terbaru menyebutkan bahwa kesenian “angklung” dari Jawa Barat juga mau dipatenkan oleh negara tersebut. Lalu dimanakah peran masyarakat dan pemerintah dalam hal ini?
Kebudayaan nasional adalah kebudayan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita bangsa indonesia. Kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan menjaga dan meletarikannya. Seharusnya sebagai warga negara indonesia patut bangga dengan mempunyai kekayaan budaya. Hal ini sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Sebagai warga negara kita hendaknya menanggapi dengan arif pengaruh nilai-nilai budaya barat untuk mengembangkan dan memperkaya, serta meningkatkan kebudayaan nasional dengan cara menyaring kebudayaan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil nilai yang baik dan meninggalkan nilai yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita.

Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan indonesia dengan cara membuat peraturan perundangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa. Dan jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya-budaya yang ada di Indonesia agar budaya-budaya bangsa tidak jatuh ke tangan bangsa lain. Pemerintah harus membangun sumber daya manusia dan meningkatkanan daya saing bangsa dapat dilakukan dengan menanamkan norma dan nilai luhur budaya Indonesia sejak dini, dengan cara sosialisasi nilai budaya yang ditanamkan kepada anak sejak usia prasekolah. Hal ini ditujukan untuk mengangkat kembali identitas bangsa Indonesia.

BATIK BUDAYA INDONESIA


.

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. [1]


Etimologi

Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".[rujukan?]

Sejarah teknik batik

Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok
Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola kembang-kembang yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa kini.
Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[3]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[4]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [3]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[5]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[5] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[6] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[3]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.

Budaya batik

Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif parang yang dipakai Kartini adalah pola untuk para bangsawan
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik Cirebon bermotif mahluk laut
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton jawa.

Corak batik

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Cara pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Jenis batik

Pembuatan batik cap

Menurut teknik

  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Menurut asal pembuatan

Batik Jawa
batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.

 Motif Batik berdasarkan daerah asal

INDONESIA JADI KETUA ASEAN


.


KTT ASEAN ke-16 di Hanoi, Vietnam yang berakhir pada sore ini, 9/4, telah membahas 10 isu penting yang menjadi perhatian semua Pemimpin ASEAN. Salah satu hal yang dibahas adalah tuan rumah KTT ASEAN pada 2011. Atas kesepakatan semua Pemimpin ASEAN, khususnya  Brunai Darussalam, Indonesia disetujui untuk menjadi tuan rumah KTT ASEAN pada 2011, menggantikan Brunai Darussalam.
Sembilan isu lainnya yang dibahas adalah kemajuan pelaksanaan persiapan menuju Komunitas ASEAN 2015; Keterhubungan Kerja Sama ASEAN; Penghormatan HAM; Kejahatan Lintas Batas Nasional; KTT G-20; Pemilu Myanmar; Arsitektur Baru Kawasan; Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan; dan Perubuhan Iklim.
Demikian dikemukakan oleh Presiden SBY saat memberikan keterangan pers dihadapkan para wartawan nasional di Hanoi, Jumat, 9/4,16.00 wib, menyusul berakhirnya KTT ASEAN ke-16. Presiden saat memberikan keterangan pers didampingi oleh Menko Polhukam, Menseskab, Menlu, Menperin, Mendag, Dubes RI, dan anggota Delri lainnya.
Mengenai Komunitas ASEAN, SBY mengemukakan bahwa Indonesia berupaya meyakinkan kepada para Pemimpin ASEAN lainnya agar ketiga pilar dibangun secara paralel dan seimbang sehingga benar-benar mencerminkan keutuhan masyarakat ASEAN. Perlu diingat kembali bahwa tujuan dibentuknya ASEAN pada 1967 adalah untuk menciptakan kawasan Asia Tengara yang damai dan stabil sehingga negara-negara di kawasan bisa membangun menuju masyarakat yang semakin sejahtera karena saat itu di kawasan ini penuh dengan konflik antar negara.
Terbentuknya ASEAN berbeda dengan terbentuknya Uni Eropa yang berawal dari Masyarakat Eropa. Uni Eropa awalnya menekankan pada aspek ekonomi, namun dalam perjalanannya mencakup kerja sama yang lebih luas. Sedangkan ASEAN dibangun dengan tujuan mewujudkan keamanan dan stabilitas kawasan. Oleh karena itu, Indonesia akan memastikan bahwa ketiga pilar Komunitas ASEAN itu berjalan secara paralel dan berimbang.
Isu kedua adalah mengenai Keterhubungan Regional. Indonesia memandang keterhubungan sangat penting untuk memastikan kerja sama ekonomi dapat berjalan dengan baik karena Indonesia menjadi bagian dari pembangunan keterhubungan regional ini.
Untuk itu, pemerintah perlu memastikan bahwa pembangunan keterhubungan secara domestik berjalan dengan baik agar tidak menimbulkan jurang yang dalam jika dihubungkan dengan kerja sama regional. Oleh karena itu, Indonesia akan membangun infrastruktur yang diperlukan seperti jalan, transportasi, IT dan lainnya agar pembangunan ekonomi terus tumbuh dan lebih efisien.
Persoalan HAM menjadi isu ketiga yang dibahas. Sejak adanya Piagam ASEAN dan Komisi HAM pada tingkat ASEAN, Indonesia terus mendorong dan aktif mengambil bagian agar Komisi HAM berjalan secara efektif. Indonesia menginginkan agar agenda Komisi HAM tidak saja mengenai pemajuan HAM, tetapi juga perlindungan terhadap HAM. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa HAM benar-benar dilindungi sehingga dapat dirasakan oleh Masyarakat ASEAN dan bagi pembangunan HAM di masing-masing negara anggota ASEAN.
Kejahatan Lintas Batas Nasional merupakan isu keempat yang diketengahkan oleh Indonesia. Indonesia mengusulkan agar ASEAN dapat lebih efektif lagi dalam menangani kejahatan lintas batas nasional, seperti penyelundupan manusia, narkoba, migran gelap, terorisme dan berbagai bentuk kejahatan lintas batas lainnya. Indonesia juga memanfaatkan KTT untuk berbagi informasi bahwa kejahatan masih mempunyai ruang bergerak yang leluasa di kawasan ini. Oleh karena itu, Indonesia menginginkan kerja sama yang utuh, efektif dan terus-menerus, seperti pertukaran inteligen dan kepolisian dan kerja sama penegakan hukum perlu lebih dikedepankan di masa mendatang.   
Isu kelima mengenai G-20. Dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri yang kemudian diangkat pada tingkat Pemimpin, ada keinginan yang kuat dari Pemimpin ASEAN sekarang (Vietnam) maupun negara anggota ASEAN lainnya agar Ketua ASEAN bisa ikut hadir dalam pertemuan-pertemuan puncak G-20. Pada 2010, akan ada dua pertemuan puncak G-20, yakni di Kanda pada Juni dan September atau Oktober di Korea Selatan.
Terhadap harapan para Pemimpin ASEAN tersebut, Indonesia menyambut baik dan akan mendukung keinginan tersebut agar Ketua ASEAN benar-benar bisa ikut dalam pertemuan-pertemuan puncak G-20. Bahkan, menurut SBY, sebelum ada permintaan tersebut Indonesia telah memperjuangkan secara langsung maupun tidak langsung agar Ketua ASEAN dan Sekretariat ASEAN bisa diikutkan dalam pertemuan puncak G-20.
Indonesia, tegas SBY, akan secara khusus menulis surat kepada tuan rumah G-20 tahun 2010, yakni Pemerintah Kanada dan Pemerintah Korea Selatan agar Ketua ASEAN benar-benar bisa ikut dalam KTT G-20 mendatang.
KTT ASEAN ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk menjelaskan kepada para Pemimpin ASEAN mengapa Indonesia bisa masuk dan menjadi anggota tetap G-20 agar tidak menimbulkan salah pengertian. 
G-20 dibentuk menyusul terjadi krisis Asia pada 1998. Awalnya memang pada tingkat menteri, yakni tingkat Menteri Keuangan. Dalam perkembangannya, pada 2008 menjadi Forum yang dihadiri oleh para Pemimpin. Oleh karenanya ada yang mengatakan bahwa G-20 merupakan perluasan dari G-8 atau G-8 plus. Indonesia pernah juga diundang dalam G-8 plus di Hokaido, Jepang.
Oleh karena itu, ketika kemudian ditingkatkan menjadi tingkat Pemimpin, maka Indonesia tetap menjadi anggota G-20.
Indonesia menjelaskan bahwa keanggotaan Indonesia pada G-20 bukan mewakili ASEAN dan bukan juga merasa mendapat mandat dari ASEAN. Oleh karena itu, ASEAN harus dihadiri oleh Ketua ASEAN. Meskipun demikian, Indonesia tetap memperjuangkan sejak KTT G-20 pertama di Washington, KTT kedua di London dan ketiga di Pirthburg. Pandangan-pandangan Indonesia pada G-20 tentu mencerminkan aspirasi ASEAN, termasuk aspirasi dan kepentingan-kepentingan negara berkembang yang lain.
Indonesia berharap, bagaimanapun Ketua ASEAN harus bisa hadir dalam pertemuan-pertemuan puncak G-20.
Isu keenam yang dibahas menyangkut Myanmar. Para Pemimpin ASEAN membahas mengenai perkembangan Myanmar setelah Perdana Menteri Myanmar menjelaskan perkembangan terakhir di negaranya dan kesiapan Myanmar menyelenggarakan pemilihan umum pada 2010.
Posisi Indonesia, sama dengan pandangan para Pemimpin ASEAN lainnya, dan bahkan sangat jelas, bahwa pemilihan umum di Myanmar harus berjalan secara kredibel, inklusif dengan melibatkan semua pihak, transparan, dan harus sesuai dengan norma dan kaidah sebuah pemilu yang demokratis.
Indonesia menggaris bawahi mengenai pentingnya Pemerintah Myanmar menyelenggarakan pemilihan umum seperti itu. Pandangan dan pendirian Indonesia itu juga telah dikemukakan kepada pemimpin negara-negara lain saat dimintai pandangannya mengenai Myanmar.
Pandangan Indonesia dalam berbagai forum terbatas, menjadi masukan yang berharga bagi pihak Amerika Serikat maupun Eropa. Indonesia berpendapat, lebih baik mendorong, mendukung dan membantu Myanmar untuk memastikan proses demokratisasinya berjalan dengan baik, daripada pendekatannya menghukum Myanmar, apalagi dengan embargo dan sanksi karena kebijakan itu bisa kontra produktif.   
Yang dimaksudkan oleh Indonesia agar mendukung dan memastikan proses demokratisasi itu berjalan dengan baik adalah dengan cara meminta secara langsung maupun tidak langsung kepada Myanmar agar langkah-langkah dalam demokratisasi dan pemilihan umum bisa dilaksanakan seperti yang dijanjikan oleh Pemerintah Myanmar. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa dunia percaya dengan apa yang dijanjikan oleh Pemerintah Myanmar dengan transparansi yang setinggi tingginya.
Indonesia berpendapat, demokratisasi sesuatu yang penting di Myanmar, tanpa mengabaikan permasalahan domestiknya, seperti keutuhan wilayah teritorialnya maupun persatuan nasionalnya. Oleh karena itu, Indonesia berpendapat, seraya mendorong Myanmar untuk bisa menyelenggarakan pemilu secara demokratis, tetapi juga ikut memastikan agar demokratisasi dan perubahan politik yang dijalankan tetap dapat menjaga keutuhan nasionalnya dan tidak menimbulkan permasalahan baru yang tentunya tidak diharapkan oleh rakyat Myanmar.
Indonesia juga memanfaatkan kesempatan pada KTT ASEAN ini untuk menyampaikan pandangan dan harapan Indonesia kepada Perdana Menteri Myanmar. Indonesia benar-benar berharap agar apa yang dijanjikan oleh Pemerintah Myanmar benar-benar bisa diwujudkan.
Isu ketujuh adalah mengenai arsitektur kawasan. Dalam pertemuan puncak dua tahun terakhir mengemuka mengenai perlunya membentuk arsitektur baru kawasan. PM Australia memunculkan gagasan membentuk Komunitas Asia Pasifik. PM Jepang menyampaikan gagasannya mengenai Komunitas Asia Timur. Tiongkok lebih menyukai format ASEAN + 3.
Terhadap gagasan di atas, telah diadakan diskusi pada tingkat Menteri Luar Negeri dan dalam KTT ASEAN ini para Pemimpin ASEAN juga mengagendakannya dengan cukup serius.
Pandangan Indonesia sebagian sejalan dengan pandangan pemimpin yang lain,  sebagian tidak muncul dan Indonesia menyampaikan dalam kesempatan ini, yakni ASEAN tidak boleh reaktif terhadap pikiran-pikiran itu. ASEAN harus punya visi dan posisi terhadap berbagai gagasan itu. Dengan visi dan posisi ini, justru ASEAN tidak reaktif, tetapi proaktif untuk memikirkan arsitektur yang paling tepat untuk kawasan ini di masa mendatang.
Indonesia mengingatkan agar sebelum ASEAN memikirkan bangun dari kerja sama kawasan ini (arsitektur regional), ASEAN perlu memahami perkembangan dunia pada abad ke-21 ini.
Berkaitan dengan hal itu, Indonesia mengemukakan dua hal. Pertama, bahwa pasca krisis perekonomian global terjadi realitas baru bahwa Asia kini menjadi pilar penting dalam perekonomian global. Arsitektur baru harus berangkat dari kecenderungan itu. Yang kedua, dunia kembali memiliki hubungan yang bersifat multipolar dengan sejumlah isu-isu global termasuk perubahan iklim.
Dengan memahami perkembangan dunia saat ini, Indonesia menyampaikan pendapat pada KTT ASEAN ini bahwa mengenai perlunya memikirkan apa yang bisa disumbangkan oleh ASEAN untuk dunia sebelum memikirkan arsitektur yang baru. 
Indonesia berpendapat, bahwa jika ASEAN tetap bisa menampilkan wajah yang tetap stabil, aman dan damai maka hal itu sudah merupakan sumbangan bagi perdamaian dan keamanan dunia.
Jika ASEAN juga bisa menunjukkan perekonomian di kawasan tetap tumbuh positif, termasuk yang dialami oleh Indonesia, sementara banyak negara di kawasan lain mengalami krisis,  maka hal ini juga merupakan sumbangan bagi perkembangan perekonomian dunia di masa mendatang. Keberhasilan ASEAN membangun keharmonisan di kawasan juga bisa menjadi contoh dan sumbangan yang baik bagi dunia.
Kalau hal itu bisa diwujudkan dan dipertahankan, maka kerja sama ASEAN bisa dijadikan model dan kawasan ini bisa menjadi “building block” bagi pembangunan kawasan yang lebih luas lagi.
Dengan pendekatan dan pintu masuk seperti itu, Indonesia berpendapat arsitektur kawasan yang baru haruslah berangkat dari format kerangka yang telah dimiliki oleh ASEN. ASEAN atau ASEAN plus, ASEAN Regional Forum, APEC, East Asia Summit harus memainkan peran sentral sehingga terjadi keberlanjutan, tidak terputus sama sekali dengan apa yang telah dijalankan oleh ASEAN.
Yang kedua adalah bahwa arsitektur baru harus bisa menjaga senetralitas ASEAN agar keberhasilan ASEAN untuk membangun yang lebih luas di kawasan ini tetap bisa dilanjutkan dan tidak digantikan oleh kekuatan yang lain.
Dengan pendekatan itu, para Pemimpin ASEAN dalam KTT memikirkan perluasan format ASEAN Plus. Misalnya dari ASEAN +3 menjadi ASEAN + 6 atau ASEAN + 8 atau perluasan Forum Asia Timur untuk diterimanya Rusia dan Amerika Serikat menjadi ASEAN + 8.
Para Pemimpin ASEAN berpandangan bahwa hal ini masih perlu dibicarakan dan dimatangkan pada tingkat menteri sehingga perluasan arsitektur yang melibatkan Amerika Serikat dan Rusia tetap sejalan dengan garis dan pikiran-pikiran ASEAN.
Yang jelas, Indonesia menolak adanya dominasi kekuatan tertentu di kawasan ini, hegemoni kekuatan tertentu di kawasan ini. Yang kita perlukan adalah keseimbangan baru di kawasan ini, saling menghormati dan ASEAN tetap mempunyai peran yang signifikan. Bagi Indonesia, di atas segalanya, status quo bukanlah sebuah pilihan. ASEAN harus adaptif dan visioner, dan harus berangkat dari konsep dan pikiran yang jelas seperti yang selama ini dianut oleh ASEAN.
Isu yang kedelapan adalah pemulihan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan.
Ekonomi global telah mulai pulih dari krisis yang terjadi pada 2008 dan 2009. G-20 saat ini sedang memikirkan “exit strategy”, kapan dan bagaimana caranya. Karena kalau terus menganut “counter cyclical economy,” kebijakan stimulus, menerima defisit dari anggaran masing-masing negara, tentu kebijakan ini tidak sehat kalau terjadi secara berkepanjangan. Oleh karena itu diperlukan pengakhiran yang tepat seraya memastikan bahwa pemulihan yang berkelanjutan ini betul-betul berhasil.
Berkaitan dengan hal ini, ASEAN sendiri sesungguhnya cukup berhasil dalam memulihkan perekonomian regionalnya. Oleh karena itu, perlu terus didorong dan ditumbuhkan seraya mewujudkan Komunitas Ekonomi ASEAN.
Pelajaran dari krisis yang berkaitan dengan hal di atas, pemulihan ekonomi dunia dan pembangunan yang berkelanjutan, memerlukan konsep baru dalam pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat, berimbang, inklusif dan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan “green economy, green development” yang menjadi ciri pembangunan pada abad ke-21 ini.
Pelajaran yang lain adalah sistem keuangan dunia betul-betul harus aman dan sehat. Tanpa sistem keuangan yang sehat dan aman maka kita akan terus dibayang-bayangi oleh krisis yang akan kembali terjadi.
Oleh karena itu, semua yang dilakukan pada tingkat ASEAN, harus berkaitan dengan apa yang dilakukan di tingkat G-20 atau G-8 atau dunia yang lebih luas lagi.
Indonesia mengingatkan, manakala krisis telah betul-betul berakhir, pemulihan ekonomi terjadi pastilah terjadi peningkatan permintaan pangan dan energi. Oleh karena itu, Indonesia menyampaikan dalam forum ini agar ASEAN terus berjuang dan ikut memperkuat agar keamanan pangan  dan keamanan energi  bisa dijaga, baik pada tingkat global, regional dan nasional.
Isu yang kesembilan adalah perubahan iklim. Semua mengatakan pertemuan Copenhagen tidak sukses. Semua berharap ada kemajuan. Dan Konferensi PBB di Meksiko diharapkan menghasilkan sesuatu yang lebih konklusif.
Tetapi bagi Indonesia, selama empat tahun terakhir ikut merumuskan kerja sama global mengenai perubahan iklim. Pertama karena Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi PBB tentang perubahan iklim pada 2007 di Bali, tetapi sebelumnya dan setelah itu Indonesia dilibatkan dan terus aktif bersama PBB dan negara-negara tertentu untuk menjadi pelopor untuk mencari format yang paling baik dalam kerja sama global menghadapi perubahan iklim.
Indonesia berpandangan bahwa sesungguhnya ada kemajuan sejak pertemuan di New York, pertemuan di Bali, dan pertemuan di Copenhagen, meskipun belum optimal.
Kunci optimalisasi adalah adanya pendanaan, terjadinya berbagi teknologi, dan pengembangan kapasitas manakala negara maju tidak agresif mengurangi emisi karbonnya.
Di dalam KTT ASEAN, Indonesia juga mengemukakan bahwa di Copenhagen ada kebuntuan karena masih ada yang harus dirapikan. Sebagai contoh, negara berkembang harus terus berjuang agar negara maju berbuat sebanyak mungkin. Tatapi manakala ada pendanaan dan berbagai teknologi, maka negara berkembang juga harus mempunyai rencana aksinya dan apa yang dilakukan juga harus bisa dimonitor.
Indonesia seraya berjuang agar negara maju betul-betul membantu lebih besar lagi, Indonesia juga mempunyai rencana aksi dan target, dan Indonesia bersedia dipantau manakala bantuan dana itu mengalir. Hal itu harus berlaku bagi negara yang dibantu dan negara yang akan membantu, bisa dipantau apa yang dijanjikannya. Jadi apa yang dijanjikan betul-betul bisa diwujudkan.
Berkaitan itu, ASEAN juga punya konsep ASEAN bersih atau ASEAN Hijau pada 2015. ASEAN ingin mewujudkan ini dan Indonesia menyampaikan pada KTT, bahwa karena intervensi Indonesia di Copenhagen, dalam “Copenhagen Accord” ada pasal tentang hutan. Semula hanya mengatur kewajiban negara yang punya hutan untuk memelihara hutannya, mencegah penggundulan hutan dan melakukan penghutanan kembali, tetapi tidak ada insentif bagi negara-negara yang punya hutan agar bisa melaksanakan pengelolaan hutannya seperti yang diharapkan.
Ke depan, Indonesia akan terus berjuang agar aspek menjadi bagian dari pengelolaan lingkungan kelautan karena Indonesia menjadi pemrakarsanya dengan melibatkan enam negara.
Semua hal di atas harus menjadi perhatian masyarakat dunia dan menjadi bagian penting dalam penggantian Protokol Kyoto yang akan berakhir masa berlakunya.
Isu yang terakhir, kesepuluh adalah bahwa Keketuaan Indonesia untuk ASEAN jatuh pada 2013. Pada tahun yang sama Indonesia juga akan menjadi tuan rumah APEC. Jika pada tahun yang sama ada tiga KTT, maka hal ini terlalu berat bagi Indonesia.  KTT pertama dan kedua ASEAN dan Asia Timur, dan ketiga KTT APEC.
Oleh karena itu, Indonesia mengajukan permohonan kepada Brunai Darussalam kiranya mau bertukar waktu karena Kamboja tidak memungkinkan untuk melakukan pertukaran waktu karena ada pemilihan umum pada 2012.
Semua Pemimpin ASEAN menyetujui Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN pada 2011 dan pada 2013 Indonesia menjadi tuan rumah KTT APEC.  (Sumber KBRI Hanoi).

10 Candi Hindu di Indonesia


.

1. Candi Cetho
candi_cetho1
Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
Ciri-cirinya:
Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan di sini terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat Dusun Cetho.
2. Candi Asu
candi-asu
Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari candi Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya.
Ciri-cirinya :
Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi, wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing’. Disebut Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk setempat dahulu tempat menyimpan padi (candi Lumbung yang lain ada di kompleks Taman Wisata candi Prambanan). Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat. Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).
3. Candi Gunung Wukir
candi-gunung-wukir
Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).
Ciri-cirinya:
Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Andini.
4. Candi Prambanan
prambanan
Berdiri di bawah Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara ini selarik puisi tiba-tiba terlintas di benak
Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang ini menyimpan suatu legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku ajaran bagi anak-anak sekolah dasar. Kisah Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging yang ingin memperistri dara cantik bernama Roro Jonggrang. Si putri menolak dengan halus. Ia mempersyaratkan 1000 candi yang dibuat hanya dalam waktu semalam. Bandung yang memiliki kesaktian serta merta menyetujuinya. Seribu candi itu hampir berhasil dibangun bila akal licik sang putri tidak ikut campur. Bandung yang kecewa lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca, yang diduga menjadi arca Batari Durga di salah satu candi.
5. Candi Gunung Sari
candi-barong
Candi Gunung Sari adalah salah satu candi Hindu Siwa yang ada di Jawa. Lokasi candi ini berdekatan dengan Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti Canggal.
Ciri-cirinya:
Candi Gunung Sari dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya kemungkinan lebih tua daripada Candi Gunung Wukir. Di Puncak Gunung Sari kita bisa melihat pemandangan yang sangat mempesona dan menakjubkan. Candi Gunung Sari terletak di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Semoga di masa depan Candi Gunung Sari semakin dikenal oleh banyak orang untuk dapat menemukan inspirasi dan keindahanny.
6. Arca Gupolo
arca-gupolo
Arca Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong, di wilayah kelurahan Sambirejo, kecamatan Prambanan, Yogyakarta. Gupolo adalah nama panggilan dari penduduk setempat terhadap patung Agastya yang ditemukan pada area situs. Walaupun bentuk arca Agastya setinggi 2 meter ini sudah tidak begitu jelas, namun senjata Trisula sebagai lambang dari dewa Siwa yang dipegangnya masih kelihatan jelas. Beberapa arca yang lain, kebanyakan adalah arca dewa Hindu dengan posisi duduk.
Ciri-cirinya:
Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang dipakai oleh penduduk setempat untuk mengambil air, dan meskipun di musim kemarau panjang sumur ini tidak pernah kering. Menurut legenda rakyat setempat, Gupolo adalah nama patih (perdana menteri) dari raja Ratu Boko yang diabadikan sebagai nama candi Ratu Boko (ayah dari dewi Loro Jonggrang dalam legenda candi Prambanan).
7. Candi Cangkuang
candi-cangkuang
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.
Cirri-ciri nya:
Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26 m.
8. Candi Gedong Songo
candi-gedong-songo
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat lima buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Ciri-cirinya:
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27°C)
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang.
9. Candi Pringapus
pringapus
Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo, Temanggung 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Candi tersebut dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850 Masehi menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun 1932.
Ciri-cirinya:
Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis
10. Candi Sukuh
candi-sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.
Cirri-cirinya:
Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para pengunjung. Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.

Indonesia jadi tuan rumah SEA GAMES 26


.

Sebelas negara anggota Federasi SEA Games menyambut baik ditetapkannya Indonesia sebagai tuan rumah SEA Games XXVI tahun 2011.
Ketua Umum KONI Rita Sibowo: Terpilihnya Indonesia merupakan kesempatan untuk dapat lebih memacu peningkatan prestasiIndonesia tuan rumah SEA Games 2011, keputusan itu diambil setelah Singapura yang sebelumnya sudah terpilih menjadi tuan rumah SEA Games 2011 itu meminta mundur menjadi 2013. Dan seperti diketahui, kalau tuan rumah SEA Games XXV tahun 2009 adalah negara Laos.
Menyambut ketetapan itu, Ketua Umum KONI Rita Sibowo yang menghadiri rapat Dewan Federasi SEA Games di Nakorn, Thailand, saat ketetapan itu diambil mengatakan, terpilihnya Indonesia merupakan kesempatan buat Indonesia, dimana paling tidak untuk dapat lebih memacu peningkatan prestasi.
Dukungan positif juga disampaikan pemerintah. Pemerintah, dalam hal ini Menpora Adhyaksa Dault, mendukung sepenuhnya Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games 2011. Menurut Menpora, SEA Games itu akan menjadi momentum bagi kebangkitan kembali prestasi olahraga Indonesia dengan berupaya menjadi juara umum.
Menurutnya, pada SEA Games 2007 ini, kontingen Indonesia bisa menembus empat besar saja sudah bagus. Tapi, dua tahun ke depan Indonesia harus bisa menaikkan peringkat ke posisi ketiga. Baru setelah itu menjadi yang terbaik pada tahun 2011. “Menurut saya, segala cita-cita itu bisa dipenuhi kalau saja kita lebih fokus dan konsisten. Dan untuk mendorong dua hal tersebut, kita harus membuat aturan mainnya, salah satunya yaitu, kesejahteraan atlet harus diperhatikan dan ditingkatkan,” katanya seperti dikutip Suara Pembaruan (5/6).
Sementara daerah yang direncanakan menjadi penyelenggara pesta olahraga ini adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. Dipilihnya empat provinsi tersebut menurut Rita Subowo karena bandaranya yang sudah kelas internasional. “Salah satu syarat adalah bandaranya, yakni harus internasional. Semua mempunyai bandara internsional, kecuali Bandung. Namun, Bandung tetap bisa menggelar karena jaraknya tak jauh dari Jakarta,” katanya. MS (Berita Indonesia 40)
PON XVII Kalimantan TimurSetelah sempat maju mundur, akhirnya KONI Pusat menetapkan jadwal penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Kalimantan Timur, yakni pada 6-18 Juli 2008. Kepastian jadwal yang tertuang dalam SK KONI Nomor 1460/UMM/V/07 tertanggal 15 Mei 2007 tersebut menurut Ketua Umum KONI Pusat Rita Subowo diambil setelah mendengarkan pertimbangan dari Panitia Besar PON (PB PON) serta pertimbangan suara-suara dari KONI Daerah.
Sebelumnya, oleh Musornas KONI, pelaksanaan PON XVII ini ditetapkan Maret 2008, namun kemudian diundur menjadi paling cepat April 2008. Kemudian keputusan Musornas KONI itu akhirnya dijawab oleh PB PON dengan mengusulkan bulan Juli 2008. Pertimbangannya adalah, pada April sampai Juni, Kaltim akan disibukkan Pilkada  Kalimantan Timur. Penyelenggaraan PON akan diadakan di tujuh kota di Kaltim. Kota Samarinda akan menjadi pusat kegiatan PON dengan mempertandingkan 21 cabang olahraga, Tarakan mempertandingkan 2 cabang, Bontang 5 cabang, Balikpapan 8 cabang, Kutai Kartanegara 7 cabang, Kutai timur 5 cabang, dan Berau 3 cabang. MS (Berita Indonesia 40)